Recent Games

Pencurian Pulsa Libatkan Penjual Pulsa




Penyidik Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) menduga pelaku penipuan tarif pulsa melalui pesan singkat atau "short message system" (SMS) diduga melibatkan penjual pulsa.
 
"Pelaku penipuan tarik pulsa melalui pesan singkat menjual pulsa kepada konter," kata Kepala Subdirektorat Cyber Crime Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Hermawan di Jakarta, Rabu.

Hermawan mengatakan pelaku menjual pulsa kepada pemilik konter pulsa setelah melakukan penipuan terhadap korban. Perwira menengah kepolisian itu, menyebutkan pelaku menipu korban dengan modus mengirim pesan singkat tentang promosi maupun undian yang dikenakan biaya premium.

"Pelaku mengirimkan pesan kepada pemilik nomor telepon selular secara acak," ujar Hermawan. Selain itu, pelaku juga mengarahkan korban agar mendaftarkan diri kepada operator, agar mendapatkan undian hadiah.

Setelah korban mendaftarkan diri (registrasi), kemudian pelaku menarik pulsa milik korban setiap menerima pesan singkat dari operator. Hermawan menyebutkan korban akan kesulitan menghindari penarikan pulsa dari operator setelah mendaftarkan nomornya ke operator, pasalnya tidak ada fasilitas berhenti berlangganan (unreg).
Sebelumnya, anggota Polda Metro Jaya meringkus enam orang penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta, Sumatera Utara, yang diduga terlibat penipuan melalui pesan singkat. Keenam orang pelaku, yakni berinisial AA alias Andin, IFR alias Ipan alias Bureng, PT alias Fredi, MS alias Tompul, Z alias Zul dan R alias Anto.

AA merupakan pelaku utama yang menjalani hukuman 17 tahun penjara dan akan bebas tiga bulan lagi. Para tersangka diduga menjalankan aksi penipuannya secara bergiliran dengan menggunakan telepon selular yang diselundupkan ke dalam Lapas.

Tersangka menyebarkan pesan singkat dengan modus operandi meminta kirim pulsa, pesan singkat palsu, transfer rekening.

Bahkan para tersangka juga menipu meminta kiriman uang dengan cara menghubungi salah satu korban yang memberitahukan anggota keluarga korban menjadi tersangka narkoba maupun menjadi korban kecelakaan lalulintas, serta pesan singkat tarik pulsa.

Kencing Berdiri Cegah Kanker

Sejauh ini, oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendeteksi awal adanya penyakit kanker serviks bisa dilakukan dengan dua cara, yakni pap smear dan vaksin. Ternyata, ada cara lain dan sedikit unik yang bisa mencegah timbulnya kanker serviks, yaitu standing pee atau kencing berdiri.

Menurut pakar kesehatan, dr Ananto Sidohutomo MARS menyebutkan pilihan kencing berdiri ini tidak hanya berguna mencegah kanker. Tapi juga memungkinkan setiap wanita mendapat prasarana membuang air kecil secara higienis, nyaman, dan meminimalkan penggunaan sanitasi dan air yang banyak ditemukan bakteri, jamur, parasit, dan virus.

"Pencegahan bisa dilakukan dari sisi apa saja. Untuk mencegah dan mengantisipasi kanker serviks, ada kartu skor deteksi dini kanker serviks, ada pap-smear, ada vaksinasi HPV, ada valeri, dan 'standing pee' ,"kata Ananto.

Posisi kencing, kata dr Ananto, mempengaruhi aliran rembesan urin ke vagina. Menurut dr. Ananto, urin bukan cairan yang bersih. Urin termasuk sisa metabolisme tubuh yang membuang zat-zat tidak berguna di tubuh.

Bila sisa urin mengendap di vagina maka akan menganggu kebersihannya."Ingat, faktor tidak bersih juga memicu munculnya kanker serviks. Sedangkan dengan posisi berdiri, urin akan memancar keluar dari lubang uretra tanpa mengendap di bagian vagina," ungkap dr. Ananto.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Berita & Teknologi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger