Suara bom yang mengejutkan itu menggelegar hingga terdengar radius 1 kilometer. Korban luka kebanyakan kena terjangan paku, baut dan gotri dari ledakan bom. Penilaian sementara diduga bom berdaya ledak tidak besar. Beberapa pengunjung gereja menyangka ledakan itiu adalah suara sound system. Jumlah korban sementara terdata dua orang tewas dan puluhan jamaah gereja luka-luka. Korban tewas diduga pelaku peledakan. Belum diketahui identitas yang bersangkutan. Sampai siang ini mayat pengebom yang ada di pintu masuk gereja masih dibiarkan tergeletak.
Pelaku bom bunuh diri itu diidentifikasi mengenakan pakaian atasan hitam dengan celana putih dan bersepatu hitam. Menurut rekaman CCTV pelaku sempat masuk lewat samping dan keluar lewat pintu utama. Pelaku sempat berbaur dengan jemaat yang lain. Pelaku berusia sekitar 30 tahun memakai topi, kacamata dan tidak membawa kartu identitas sedikitpun. Pelaku bom bunuh diri yang berjenis kelamin pria itu menggunakan jaket berwarna krem, dengan tinggi sekitar 165 sentimeter. Jasad korban pelaku akan dibawa ke RS Bhayangkara Semarang, Jawa Tengah, untuk diidentifikasi lebih lanjut. Polisi hanya akan identifikasi di Semarang dan belum ada rencana dibawa ke Jakarta. Tidak dibawanya jenazah ke Jakarta karena ciri-ciri pelaku, yakni bagian muka masih bisa kelihatan atau teridentifikasi. Wajah dari pelaku masih bisa dikenali karena tubuhnya masih utuh. Tubuh pelaku hancur di bagian perut dan dada. Pelaku memasang bom didepan bagian tubuhnya.
Pelaku ternyata sudah mempelajari lokasi yang akan diledakkan sehari sebelum kejadian. Pelaku sempat menitipkan tas di tempat Warnet ‘Solo Net’ yang berlokasi di Jalan Arif Rahman Hakim, Widuran, Solo. Lokasi warnetnya hanya sekira 300 meter dari Gereja Bethel Injil Semesta (GBIS) Kepunton. Beberapa saat sebelum peledakan bom, pelaku mengambil titipan itu. Penjaga warnet sempat memeriksa sebagian isi tas dan mendapati buku-buku tentang jihad. Namun dia tidak menemukan identitas pelaku. Selain itu di dalam tas ditemukan sapu tangan kaos tangan. Sebelum melancarkan aksinya, pelaku terlihat berjalan-jalan di lokasi. Dari percakapannya pelaku mempunyai logat Sunda.
Jemaat gereja tidak ada yang menduga, tahu-tahu terdengar ledakan yang menggelegar. Sekejap itu juga kepanikan melanda gereja yang sedang bubaran itu. Kejadian ledakan terjadi tepat di pintu keluar gereja dan membuat panik warga dan pengunjung panik dicekam ketakutan. Beberapa saksi mengatakan bahwa pelaku sebenarnya tidak berbaur dengan jamaat lain ikut melakukan kegiatan keagamaan. Tetapi berjalan mondar-mandir di depan gereja.