Hama ulat gayak menyerang tanaman jagung petani di Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dan diprediksi menurunkan produksi jagung petani hingga 20 persen.
"Laporan yang masuk serangan hama itu sudah sekitar satu bulan ini. Kebanyakan menyerang daun tanaman jagung, hingga perkembangan tanaman tidak sempurna," kata Petugas Organisme Penganggu Tanaman (POPT) Kecamatan Gurah, Yusuf Tri Wahyono di Kediri, Kamis.
Ia menyebut, saat ini intensitas serangan yang terpantau di Kecamatan Gurah masih sekitar 2 hektare. Intensitas serangan itu mulai dari ringan hingga berat.
Umur tanaman yang diserang, kata dia, sudah hampir panen, kurang dua pekan lagi. Sesuai dengan umur tanaman jagung, yang memerlukan 80 hari mulai dari benih hingga panen. Kondisi itu membuat para petani khawatir, karena tanaman jagung mereka tidak dapat tumbuh sempurna.
"Kalau yang diserang hama, pertumbuhan jagungnya tidak bisa bagus, bahkan bisa puso," katanya mengungkapkan.
Pihaknya mengaku kewalahan membasmi serangan hama yang menyebar dengan cepat ini. Para petani juga terlambat melaporkan serangan hama ini, karena hama sudah masuk instar lima (usia ulat sudah dewasa, panjangnya sekitar 5 sentimeter).
"Ulatnya sudah instar lima, jadi ketika dibasmi menggunakan insektisida tidak mempan. Kami kesulitan dengan itu," katanya.
Harusnya, lanjut dia, petani melaporkan tentang serangan hama ini ketika ulat instar satu hingga tiga. Jika sudah masuk instar empat maupun lima, kecil kemungkinan ulat juga mudah dibasmi.
Yusuf menyebut, tingginya serangan ulat pada tanaman jagung petani ini karena perubahan cuaca yang tidak menentu. Kupu-kupu penyebar hama itu dengan mudahnya meletakkan telur di daun-daun jagung dan tumbuh.
Walaupun saat ini serangan hama itu masih sedikit, hanya 2 hektare dari total luas lahan di Kecamatan Gurah 900 hektare, Yusuf mengatakan penyebaran ulat itu perlu diwaspadai, mengingat musim kemarau masih akan berlangsung.
"Musim kemarau, banyak petani yang menanam jagung maupun palawija. Kami minta, mereka waspada serangan ulat ini, karena hama ini masuk hama jenis baru," ucapnya.
Selain di Kecamatan Gurah, serangan hama ulat gayak ini juga terlihat menyerang tanaman jagung petani di Kecamatan Mojo. Bahkan, intensitas serangan di kecamatan tersebut lebih parah daripada di Kecamatan Gurah. Kerugian petani juga lebih besar daripada di Kecamatan Mojo.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kediri, Widodo Imam Santoso mengaku sudah menerima laporan tentang serangan hama ulat gayak itu. Pihaknya berupaya mengurangi intensitas serangan dengan memberikan bantuan insektisida.
"Kami berikan bantuan obat untuk mengurangi intensitas serangan. Kami juga terus pantau," kata Widodo.
"Laporan yang masuk serangan hama itu sudah sekitar satu bulan ini. Kebanyakan menyerang daun tanaman jagung, hingga perkembangan tanaman tidak sempurna," kata Petugas Organisme Penganggu Tanaman (POPT) Kecamatan Gurah, Yusuf Tri Wahyono di Kediri, Kamis.
Ia menyebut, saat ini intensitas serangan yang terpantau di Kecamatan Gurah masih sekitar 2 hektare. Intensitas serangan itu mulai dari ringan hingga berat.
Umur tanaman yang diserang, kata dia, sudah hampir panen, kurang dua pekan lagi. Sesuai dengan umur tanaman jagung, yang memerlukan 80 hari mulai dari benih hingga panen. Kondisi itu membuat para petani khawatir, karena tanaman jagung mereka tidak dapat tumbuh sempurna.
"Kalau yang diserang hama, pertumbuhan jagungnya tidak bisa bagus, bahkan bisa puso," katanya mengungkapkan.
Pihaknya mengaku kewalahan membasmi serangan hama yang menyebar dengan cepat ini. Para petani juga terlambat melaporkan serangan hama ini, karena hama sudah masuk instar lima (usia ulat sudah dewasa, panjangnya sekitar 5 sentimeter).
"Ulatnya sudah instar lima, jadi ketika dibasmi menggunakan insektisida tidak mempan. Kami kesulitan dengan itu," katanya.
Harusnya, lanjut dia, petani melaporkan tentang serangan hama ini ketika ulat instar satu hingga tiga. Jika sudah masuk instar empat maupun lima, kecil kemungkinan ulat juga mudah dibasmi.
Yusuf menyebut, tingginya serangan ulat pada tanaman jagung petani ini karena perubahan cuaca yang tidak menentu. Kupu-kupu penyebar hama itu dengan mudahnya meletakkan telur di daun-daun jagung dan tumbuh.
Walaupun saat ini serangan hama itu masih sedikit, hanya 2 hektare dari total luas lahan di Kecamatan Gurah 900 hektare, Yusuf mengatakan penyebaran ulat itu perlu diwaspadai, mengingat musim kemarau masih akan berlangsung.
"Musim kemarau, banyak petani yang menanam jagung maupun palawija. Kami minta, mereka waspada serangan ulat ini, karena hama ini masuk hama jenis baru," ucapnya.
Selain di Kecamatan Gurah, serangan hama ulat gayak ini juga terlihat menyerang tanaman jagung petani di Kecamatan Mojo. Bahkan, intensitas serangan di kecamatan tersebut lebih parah daripada di Kecamatan Gurah. Kerugian petani juga lebih besar daripada di Kecamatan Mojo.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kediri, Widodo Imam Santoso mengaku sudah menerima laporan tentang serangan hama ulat gayak itu. Pihaknya berupaya mengurangi intensitas serangan dengan memberikan bantuan insektisida.
"Kami berikan bantuan obat untuk mengurangi intensitas serangan. Kami juga terus pantau," kata Widodo.